Niat Tulus.....

Entah tepat atau tidak ketika menulis coretan ini. Tapi daripada bengong, mendingan blogging dapat berbagi cerita ama teman-teman.


Miris ketika melihat para remaja kini, gaya hidup yang very western, tapi tidak cukup banyak di imbangi kemampuan diri untuk sekarang maupun masa depan. Seakan-akan hidup yang sebatas utopis, karena tidak menjadi diri sendiri, tapi sudah jelmaan orang lain atau bahkan menjelma jadi orang lain. Lihat saja, kebiasaan remaja sekarang yang lebih senang jalan ke Mall atau cari tempat tongkrongan keren supaya bisa dianggap gaul. Padahal ga pernah tahu tujuan dan juntrungannya apa dari nongkrong itu. Ya...ada yang beralasan melepaskan penat, solidaritas atau juga mengisi waktu kosong. Coba kalau dikala mereka nongkrong sedikit aja memikirkan nasib mereka sendiri, orang tua, keluarga, teman-teman, masyarakat atau bahkan negara kita tercinta. Mungkin dari pemikiran-pemikiran sederhana mereka bisa membawa perubahan minimal buat mereka sendiri.

Dari kekhawatiran itulah...muncul sebuah niatan untuk mengajak para remaja islam khususnya untuk bisa berpikir kritis dalam menghadapi realitas hidup. Hidup tidak hanya makan dan minum, tapi bagaimana mental dan nurani jangan sampai di kesampingkan. Mereka bisa menghadapi segala permasalahan dan bahkan mampu mencari solusi sendiri untuk kebaikan diri dan orang lain. Perlu ada suatu wadah untuk membangkitkan semangat mereka dalam berorganisasi, berpendapat, berpikir kritis dan mandiri serta meningkatkan IMTAQ hanya untuk menggapai ridhoNYA.

Alhamdulillah niat itu bisa terwujud dengan berjalannya kepengurusan IRMAS Darul Muttaqin Batang yang sudah bertahun-tahun vakum. Menumbuhkan semangat untuk berorganisasi memang tidak mudah. Perlu tenaga ekstra untuk memulai apalagi menjalakannya. Niat tulus dari mereka pun semakin memberi angin segar.

Berbagai aktifitas mampu di jalani dengan tetap istiqomah serta senantiasa amanah atas apa yang telah mereka ikrarkan.

Beberapa kegiatan yang sudah, sedang maupun akan dilakukan adalah :

  • BAZAR......kemarin ketika malam Jum'at Kliwon. Bertempat di depan pagar Masjid. Wah mengaharukan banget, sempat kena damprat dari tukang parkir karena dianggap menyerobot wilayah mereka. Tapi karena dah dapat lampu hijau dari pengurus Masjid, ya udah kita tetap jalan meski diiringi tatapan sinis dari bapak tukang parkir. Banyak yang kita jual lho....ada buku-buku bacaan, peralatan tulis, kerudung dan assesorisnya, mukena, baju gamis dan air minum. Alhamdulillah berjalan lancar meskipun tidak terlalu banyak yang terjual, tapi pengalaman awal bagi mereka telah di dapat.

  • ENGLISH COURSE

    Alhamdulillah pengurus masjid bersedia memfasilitasi ini, jadi para IRMAS dan masyarakat sekitar bisa ikut kursus bahasa inggris in free. Yang penting mereka tanggung jawab, jangan malas-malasan.

  • ARABIC COURSE

    ini lagi dalam planning. Semoga segera terealisasi.

  • KAJIAN KEISLAMAN DAN KONTEMPORER
    Mulai akan dijalankan. Maklum pengurus adalah siswa-siswi SMP-SMA/SMK sehingga tidak mudah untuk mengkoordinir semuanya.

  • BULLETIN

    he...he.. hampir terbit. Tunggu ya....tulisan-tulisan kami. Semoga bermanfaat meskipun masih jauh dari kelayakan para penulis pada umumnya


  • OUTBOND TRAINING

  • InsyaAllah akan dilaksanakan liburan semester genap ini. Sekaligus ajang PAB (Penerimaan Anggota Baru) IRMAS. Yang punya kreasi tentang outbond...hayoooo di bagimak kami. Oh..ya. InsyaAllah Perekrutan Anggota BAru IRMAS dan Fun Outbound akan dilaksanakan pada 05 Juli, 2009. Di Desa Tragung, Kecamatan Kandeman, Batang. Bagi Batang's community yang sempet baca blog ini segera daftar aja ya!!!! Qt tunggu partisipasi kamu semua.
  • TRAINING2 lainnya

    sudah ada dalam agenda kerja. Training leadership, jurnalistik dan lainnya. Semoga terwujud ya. Dukung kami dan doakan kami.

    Nahhh....bagi yang baca ini dan punya aktifitas atau terobosan terkait IRMAS, mohon bisa berbagi informasi. Semoga bisa menjalin tali silaturahmi dengan baik.

    Syukron,...........Thanks a lot.................

    Maturnuwun................Terimakasih..................


SUARA ASSYIFA

Pemimpin Yang Baik

(By: Turyono*)


Rasullullah bersabda:

Kamu sekalian diminta pertanggungjawabanya tentang apa yang kamu pimpin, Imam (pejabat apa saja) adalah pemimpin dan ia akan diminta pertanggungjawabanya tentang apa yang dipimpinya, orang laki-laki (suami) adalah pemimpin dalam lingkungan keluarganya, dan ia akan di tanya tentang apa yang ia pimpin. Orang perempuan (istri) juga pemimpin, dalam mengendalikan rumah tangga suaminya, dan ia akan ditanya tentang apa yang dipimpinya, dan pembantu rumah tangga juga pemimpin dalam mengawasi harta benda majikanya, dan ia juga akan ditanya tentang apa yang ia pimpin” (HR.Bukhari muslim).

Nah, jadi kita semua tahu tentang seorang pemimpin. Di dalam sekolah kita juga pemimpin, misalnya kita di anggota OSIS, IRMAS, PRAMUKA dan lainya. Nah jika kita melakukan tugas yang telah ada di atas, dan kita melakukan dengan baik maka masyarakat dan sekitarnya akan merasa senang dengan kepemimpinan kita, karena kita tidak pasif. Kepemimpinan juga termasuk amanat lho…! misalnya tidak menyalahgunakan jabatan. Biasanya seseorang sangat senang bila meduduki suatu jabatan, terlebih jika jabatan itu mendatangkan berbagai fasilitas dan uang yang tidak sedikit dan juga sangat mengangkat derajatnya misalnya presiden. Sering orang justru tidak tahan uji dengan berbagai kenikmatan. Yang tadi imannya menggunung setelah mendapat berbagai fasilitas tiba-tiba berubah perangai sifat tamak dan rakus akan menguasainya. Tentu hal ini perlu di waspadai jangan

sampai malah jadi hilang kemuliaan dirinya.

Jabatan adalah amanat yang wajib dijaga.Segala bentuk penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan pribadi, keluarganya, atau kelompoknya termasuk perbuatan tercela yang melanggar apa yang sudah di amanatkan padanya. Ini akan sangat merugikan bukan hanya pada dirinya tetapi juga pada pihak-pihak lain.

Di dalam kepemimpinan juga harus melaksanakan kewajiban karena orang bijaksana akan selalu mengutamakan untuk melaksanakan kewajiban, baik kewajiban beragama maupun kewajiban untuk kemasyarakatan. Kemudian di dalam kepemimpinan juga harus bersikap adil dan bijaksana seakan dua kata yang senantiasa beriringan tak terpisahkan. Orang bijaksana pasti adil dan orang adil pasti bijaksana. Selain itu kepemimpinan juga mendidik disiplin karena orang yang taat pada peraturan dan undang-undang akan menumbuhkan sikap disiplin pada dirinya sendiri. Masih ada lagi yaitu seorang pemimpin harus menegakkan kebenaran karena orang bijaksana akan selalu bertindak atas dasar kebenaran sebab pada jiwanya dapat membedakan yang benar dan salah, hak dan batil, dan dia pasti memilih yang benar karena memilih yang benar berarti beruntung dan itu baik seperti telah di jelaskan pada QS.Al-Ankabut ayat 52 yang artinya:”…..dan orang percaya kepada yang bathil dan ingkar kepada Allah, mereka itulah orang-orang yang rugi”.


*) Penulis adalah aktivis IRMAS

(KaBid INTELBUD) Periode 1430-1431 H/2009-2010 M


Pemimpin-ku

Mental Juara..Sang Caleg

Pemilu legislatif sudah selesai di laksanakan, meskipun dengan hasil yang di dapat tidak cukup memuaskan bagi seluruh kalangan khususnya partai politik. Pembengkakan suara, atau bahkan penyusutan suara banyak dialami oleh partai-partai kecil, sedang atau bahkan besar sekalipun. Adu mulut dengan petugas PPK, saling lempar kursi dan ada juga caleg yang sempat ngomel-ngomel atas kekecewaannya. Itulah fenomena Pemilu legislatif 2009. Benar apa yang diprediksikan oleh para ahli di beberapa harian ternama seperti The Jakarta Post " Experts Predict Chaos after April 9 Election".

Dengan banyaknya kekecewaan yang berujung frustrasi tanpa bisa mengendalikan diri banyak kita jumpai di masyarakat. Kasus sedikit hilang ingatan, sampai bahkan bunuh diri pun terjadi karena ketidaksanggupan atas realita yang ada. Mereka (read: para Caleg) hanya siap untuk jadi pemenang, tapi tidak belajar siap untuk jadi yang kalah. Yang nampak hanya jadi
pengecut (lari dari kenyataan) meskipun masih banyak lainnya yang tegar dan menerima kekalahan suara.

Kebetulan di daerah Batang tidak terlalu banyak kasus kursial terkait Pemilu legislatif kemarin. Tapi sempat juga ada salah satu DAPIL yang meminta untuk pemungutan ulang. Karena dinilai banyak kecurangan. Namun, aksi tersebut bisa di gagalkan oleh KPU Batang.

Seperti yang diberita kan di media juga, para Caleg lebih memilih jadi pengecut ketika tahu bahwa mereka tidak lagi jadi pemenang suara. Dalam artian, mereka (Caleg) dalam berkampanye berlomba-lomba menarik simpati warga dengan membantu masyarakat sekitar. Wujud bantuan pun bermacam-macam, ada yang memfasilitasi pengobatan gratis, Bazar logistik murah, dan bantuan alat-alat untuk prasarana warga, seperti televisi untuk poskamling, pompa air untuk musholla, papan nama besi untuk kampung tertentu. dan banyak hal lain yang dilakukan.

Nahhhh....apa yang terjadi ketika suara para Caleg tidak memenuhi target??? Televisi untuk poskamling di ambil paksa oleh si Caleg, karena suara beliau di kampung tersebut relatif kecil. taHu ndak kawan..padahal saat itu TV lagi di tonton warga...ehhh kuciwa deh warga dengan sikap Caleg tersebut. Apa panggilan yang tepat untuk mereka-mereka yang pamrih membantu masyarakat???

Semakin membenarkan saja bahwa sebagian besar warga negara Indonesia bermental juara tapi tanpa pernah belajar untuk bermental qonaah alias narima. atau siap menerima kekalahan atas sesuatu. Dan sebetulnya ini bukan masalah kalah atau menang. Karena kemenangan perolehan suara tidak lagi murni atas pilihan rakyat, akan tetapi Caleg membeli suara rakyat. Caleg yang banyak duitnya tentu dapat membeli banyak suara pula. Namun, Caleg yang setengah-setengah dalam artian setengah banyak duit tidak mampu membeli banyak suara dan perolehan suara pun jauh dari target. Mereka tidak bisa menerima kekalahan pembelian suara itu. Yang cukup narima memang Caleg baru nyalon dan kebetulan dari partai kecil. Meskipun secara kapabilitas dan loyalitas baik, karena tadi atas faktor modal kampanye yang tidak begitu gedhe modalnya, tidak bermasalah atas kekalahannya. Dan mereka berucap, "Yang penting sudah ikut serta meramaikan Pemilu Legislatif 2009, di pilih atau tidak dipilih oleh masyarakat, kami sudah berusaha yang terbaik lah!!!”

Jalan untuk mencapai kursi DPR memang tidak lagi murni. Banyak manipulasi dan spekulasi untuk memenuhi target suara msing-masing. Jikalau kasus serangan fajar dalam artian pemberian sejumlah uang untuk nantinya memilih nama tertentu sudah jadi rahasia umum masyarakat. Uang yang sudah atau belum di bagikan tentu dapat tanggapan positif dan negativ masyarakat. Bagi masyarakat kecil-menengah…tidak masalah menerima uang tersebut dan nantinya memilih nama Caleg yang bersangkutan. Atau ada juga masyarakat yang menerima uang tersebut, tapi untuk memilih nanti dulu…. Benar juga, mereka tidak salah sepenuhnya, karena para Caleg toh membagikannya dengan alasan membantu warga.

Warga minim pengetahuan dan pemahaman terkait pemilihan para calon anggota legislative maupun presiden, Bagaimana seharusnya, warga tahu karakter Caleg yang akan dipilihnya karena merekalah yang akan menjadi aspirator warga untuk ke pemerintah. Caleg menghabiskan banyak biaya untuk jadi anggota dewan. Tentunya…dana inipun harus bisa kembali ketika mereka duduk sebagai anggota dewan.

Waduuhh….terjadi lagi praktek KKN. Tugas KPK semakin banyak dan berat. KKN semakin diberantas tapi masih tetep saja berjalan mulus.

Bagaimana nasib bangsa ini kelak??? Jikalau para birokrat hanya sibuk akan kepentingan pribadi dan kelompok. Mulailah perubahan dari diri sendiri. Jangan pernah

berjanji jika Anda tidak mampu memenuhinya. Rakyat sudah kenyang dengan janji-janji. Mereka butuh langkah nyata pemerintah dan tentunya para pejabat yang cukup berperan dalam perubahan ini. Jangan hancurkan negeri tercinta ini dan Jangan jadikan masyarakat sebagai komoditi dalam mencapai hasrat pribadi.

Semoga para Caleg yang akan menduduki pertama kali ataupun yang sudah kesekian kalinya di kursi dewan, akan semakin progresif bergerak untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia. Ingatlah bahwa bumi pertiwi ini bukan hanya untuk pribadi tapi di peruntukkan demi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat pada umumnya. Bapak dan Ibu anggota dewan adalah perwakilan rakyat, bisa duduk karena pilihan rakyat, jadi jangan pernah melupakan dan

membiarkan rakyat dalam penderitaan dan kemiskinan. Jadilah pemimpin yang senantiasa bertangungjawab dan istiqomah dalam menjalankan tugas. Karena segala tindakan kita di dunia akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. (wallahu’alam bishowab). (L 15 D).

Semoga bisa direnungkan bersama!



L 15 D : dalam diamnya, dia mengamati fenomena yang terjadi di masyarakat. Merasa miris dengan kondisi bangsa saat ini. Mencoba untuk membuka pemikiran para generasi bangsa dalam menyikapi, menghadapi, dan menjalani hidup. Semoga istiqomah,!!!

Short Story

Pacar

Tuhan……..aku ingin punya pacar……….”

Salma mengusap muka. Kemudian mengatupkan telapak tanganya di dada dan mengadah karena yakin Tuhan memperhatikanya. Ia bersujud, mencium sajadah sekali lagi sebelum bangkit melepas mukena.

Langkahnya menuju jendela. Bintang di langit luar sana tampak seperti tebaran lampu berkilap-kilap tak ada bintang jatuh. Salma tak pernah melihat bintang jatuh mungkin kalau melihatnya ia ingin mengucapkan keinginanya untuk punya pacar. Tapi Salma tidak percaya bintang jatuh bisa mengabulkan keinginan.

Ia ingin punya pacar. Sangat ingin. Entah untuk apa dan kenapa harus punya pacar. Yang Salma tahu sahabat-sahabatnya sudah punya pacar. Bahkan sudah putus-ganti sedangkan ia belum pernah punya pacar

“Punya pacar itu asyik“, celoteh Sarah, sahabatnya“ Ada yang selalu memperhatikan kita seperti Hendra yang suka menelpon dan suka menanyakan sudah makan belum? Lagi ngapain? jaga kesehatan‘…..”

Bunda juga selalu menanyakan itu, juga kak Septi …..

tapi rasanya lain jika yang perhatian itu pacar kita. Rasanya ……ummmm….selangit dech……!tak bisa di gambarkan sengan kata-kata!

Entah seperti apa rasa selangit itu…

“Ada yang selalu mengantar jemput kita …” yang ini komentar Arini. Memang sejak pacaran dengan Andre, gadis itu tak lagi berdesak-desakan dalam bus kota karna Andre selalu siap mengantar jemput pacarnya kemana saja

Salma pun tak perlu berdesak-desakan di bus kota. Ayah dan kakaknya selalu siap mengantar meski terkadang enggan dan berdalih. Bukan karna ia tak disukai laki-laki di sekolahnya tapi memang dalam kamus hidupnya tidak ada kata “pacar” namun wajar jika gadis remaja seusianya itu terangkum keinginan itu.

Yah, Salma merasa iri dengan sahabat-sahabatnya di antar para soulmate-nya. Keinginan untuk memiliki pacar pun semakin kuat. Antara keinginanya dan otaknya selalu terbalik. Semakin hari keinginan itu tak bisa di bendung.

Salma membuka jendela, sempat teringat bahwa ia belum menyiapkan buku-buku pelajaran untuk esok tapi masih banyak waktu untuk menyiapkan. Salma masih asyik menikmati lamunan tentang pacar. Sarah dan Hendra, pacar Sarah bagaikan benda dan bayanganya. Kemana Sarah melangkah, kesitu pula Hendra menyertai. Saat istirahat Hendra akan menjemput Sarah di depan kelas dan mengajaknya ke kantin, atau sudut taman. Mereka berbincang berdua sembari tersenyum dan tertawa, entah lelucon apa yang di bicarakan

Begitu pula Nana, sekarang ia tidak lagi aktif di kegiatan estrakurikuler. Ia lebih suka membolos sehingga bisa mencuri kesempatan untuk berkencan. Padahal dulu ia pernah bercita-cita menjadi diplomat hingga ikut ekstra bahasa asing.

Cinta lebih asyik ….Benarkah…..?”

Kata Nana cinta memerlukan pengorbanan ……”

Salma tak ingat Nadia. Gadis manis tetangganya yang mengorbankan segalanya untuk cinta. Nadia teramat cantik ia lincah dan pintar. Salma sering kali iri betapa ia tidak sesempurna Nadia. Gadis itu sering pergi dengan teman cowoknya dan berganti-ganti pula. Tapi tampan-tampan.

Sekarang, Nadia bukan lagi gadis yang paling lincah dan ceria. Ia juga tak lagi melanjutkan sekolahnya. Nadia menjadi seorang ibu muda dengan perut yang membesar.

Dia hamil di luar nikah”

Remaja zaman sekarang sudah tak lagi menghargai wejangan orang tua”

“Itulah kalau pacaran dibiarkan bebas tanpa kendali”

Untung pacarnya tidak kabuur”

Untung apanya……..?”

Kata-kata itulah yang Salma dengar dari sekitarnya.

Dentang sembilan kali dari jam di ruang tengah terdengar. Salma kaget. Bukan karena suara dentangan itu tapi tak sadar ia menghitung sembilan kali dentangnya.

Ditinggalkan jendela kamarnya. Salma melangkah ke meja belajarnya. Menggapai tas sekolah dan mengeluarkan buku-bukunya. Jadwal sekolahnya terbingkai rapi menempel dinding. Salma menyimaknya

Fisika, Bahasa Indonesia, Matematika………saat memasukan buku-buku itu ia teringat sesuatu. Fisika jam pertama! bukankah pak Ramli tempo hari akan mengadakan ulangan?

Salma memegang buku Fisikanya. “Tuhan………aku belum belajar!” desahnya. Lalu dengan buru-buru buku lain ia singkirkan. Salma mulai belajar Fisika. “Bukankah ada PR Bahasa Indonesia juga belum juga di kerjakannya? Kenapa aku bisa selupa ini?”

Salma mengutuki dirinya sendiri, sedari tadi ia hanya melamunkan ingin punya pacar hingga melalaikan tugasnya sebagai pelajar. Itukah kenapa cinta membutuhkan pengorbanan?

Tidak, Salma tidak mau mengorbankan studinya untuk cinta. Mengorbankan masa depanya demi punya pacar. Salma ingin menggapai cita-citanya

“Tuhan………aku tak jadi ingin punya pacar…………”


(Cerpen Islami diatas ditulis oleh Ghoniyah, Wakil Ketua IRMAS Darul Muttaqin, Batang. Semoga semakin menghasilkan karya-karya emas yang bermanfaat bagi orang lain. Good luck, Ukhti!!!)

SURAT

Suatu hari di SMU Suka Maju mengadakan kegiatan classmeeting dan salah satu kegiatannya lomba sepak bola antar kelas. Sejak pertandingan sepak bola yang sangat heboh itu, permusuhan antara anak-anak kelas XI IPA dan kelas XI IPS 2 diSMU Suka Maju semakin meruncing

Setelah pengumuman pemenang lomba adalah kelas XI IPA, maka anak-anak kelas XI IPS 2 sangat marah dan tidak menerima atas kekalahanya itu, anak-anak kelas XI IPS 2 menuduh anak-anak kelas IPA bermain dengan curang. Lalu anak-anak kelas XI IPS 2 berkumpul –kumpul karena menyesali kekalahanya dan tiba-tba ada salah seorang dari mereka bilang,

“Kita telah di beri malu”, kata Totok, salah seorang anak kelas XI IPS 2

“Ya! Dan kita tidak boleh tinggal diam”, Ujar Handoko menambahkan

“Itulah sebabnya, sekali-kali mereka harus di beri pelajaran,”kata Rizki

“Kita tantang saja mereka main lagi di tanah lapangan,” Usul Kasirin

“Dengan itu saja belum cukup pelajaran bagi mereka,” Jawab Hantri.

“Kita tantang saja mereka berkelahi di kuburan sebelah barat sekolah kita, itu baru jantan namanya ,” usulnya pula.

“Ah, usulmu itu tidak sportif, kawan” Bantah Totok

“Mengapa tidak sportif? bukankah dalam pertandingan sepak bola kemarin lusa pun seharusnya kita telah berkelahi? Dan mereka yang memulainya,” Kata Hantri

“Ya! Aku setuju dengan usul Hantri itu. Daripada main sepak bola sebagai kedok, lebih baik berkelahi saja. Itu jujur namanya,” kata Handoko.

Akhirnya mereka menulis surat tantangan. Medan pertarungan telah di tentukan pula sesuai usul Hantri, di kuburan sebelah barat sekolahan. Dalam surat tantangan itu di sebutkan pula bahwa dari kedua belah pihak tidak boleh membawa benda tajam serta perkelahian harus satu lawan satu .

Setelah surat tantangan itu selesai di tulis dengan tinta merah itu selesai, sebagai mana biasa bilamana mereka saling mengirim surat tantangan, kemudian surat itu mereka selipkan di tembok pojok kelas XI IPA. Tempat itu kalau diberi kode dengan tanda silang dengan arang.

Saat yang mereka tentukan tibalah, 11 orang anak XI IPS 2 siap menunggu datangnya anak-anak dari XI IPA di kuburan. Mereka berkumpul-kumpul dengan sikap menantang. Lama sekali mereka menunggu. Akan tetapi anak-anak kelas XI IPA belum juga muncul seorangpun. Munginkah surat tantangan itu tidak sampai ke tangan mereka atau mereka takut kami tantang? sedang mereka menunggu dengan tidak sabar tiba-tba dari balik kuburan munculah Pak Sam, beliau kepala sekolah di SMA tersebut

“Saya datang atas nama anak-anak XI IPA yang kalian tantang, bukankah aku juga kepala sekolah mereka? Dan wajib melidungi, kalian itu apa-apaan sih anak pelajar kok kaya preman . Seharusnya kalian sebagai pelajar harus mencontohkan sikap yang baik yang mempunyai Aqidah. Lain kali jangan di ulangi ya? “ Tegur kepala sekolah.

Semua diam, semua membisu tak ada yang berani maju, anak-anak itupun tunduk malu.

“Mungkin kalian tak berani maju? Ayo, jangan hanya satu-satu, majulah bersama-sama biar bapak layani!!” Tantang Bapak kepala sekolah. Satu persatu anak itupun mundur teratur. Satu-persatu mereka meninggalkan tempat itu. Akhirnya Bapak kepala sekolah tinggal sendirian di kuburan yang sunyi dan senyap itu. (By: Dyah Titis Pratika* )



*) Penulis adalah Ketua Bidang Perkaderan IRMAS Darul Muttaqin, Batang. Ingin senantiasa istiqomah dan amanah dalam menjalani hidup.